Minggu, 05 Juni 2011

Mahasiswa jadi penyumbang besar emisi karbon di Jatim

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pencemaran emisi karbon di Jawa Timur setiap harinya mencapai 7544,485 gram CO2. Pencemaran tersebut di antaranya berasal dari emisi lampu, sampah, barang elektronik, kertas, dan kendaraan bermotor. Swasta dan mahasiswa menjadi penyumbang terbesar emisi karbon terbesar.

Peneliti Institute for Essential Services Reform (IESR), Henriette Imelda Rambitan, Selasa (31/5) mengatakan, data pencemaran emisi tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada 2010 lalu.

Dari hasil penelitian menyebutkan, emisi dari penggunaan lampu setiap harinya mencapai 283,460 gram CO2- ek/kap/hari, emisi sampah 6,402 gram CO2- ek/kap/hari, barang elektronik 5216,027 gram CO2- ek/kap/hari, emisi kertas 60,26 gram CO2- ek/kap/hari dan emisi motor 8,463 gram CO2- ek/kap/hari.

Dia mengatakan, hasil penelitian dengan metode survei ini menunjukkan, total emisi yang dihasilkan masyarakat secara individu adalah 7942,744 gram CO2-ek/kap/hari yang melingkupi kegiatan-kegiatan penggunaan barang elektronik, sampah organik yang dihasilkan, penggunaan kertas, penggunaan kendaraan pribadi, dan penggunaan lampu.

Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat mengurangi emisi dengan mengurangi jumlah barang elektronik yang digunakan, serta lamanya pemakaian. Survey ini juga menyimpulkan bahwa perubahan gaya hidup perlu dilakukan oleh masyarakat, terutama dari segi efisiensi energi dalam lingkungan rumah dan kerja masing-masing.

Hasil penelitian menyebutkan, mahasiswa dan swasta merupakan penyumbang emisi tertinggi. Untuk mengurangi emisi dari kedua pekerjaan ini, pastinya penggunaan listrik harus dikurangi, dan untuk mahasiswa, penggunaan kertas sebagai lembar kerja mahasiswa dapat diganti dengan sarana laptop.

Apabila mahasiswa berpindah dari kertas ke komputer, emisi dari penggunaan listrik untuk barang-barang elektronik pastinya meningkat. Hal ini harus dijadikan pertimbangan hingga akhirnya dapat ditemukan jalan tengahnya. Emisi dari penggunaan listrik untuk pekerja domestik sendiri, dapat dikendalikan dengan cara me¬nanamkan pola penggunaan listrik yang efisien. Itu sebabnya, sosialisasi dan peningkatan kapasitas mengenai pentingnya efisiensi energi, harus dilakukan.

Untuk mengetahui jumlah emisi yang dihasilkan setiap harinya, IESR sebenarnya telah meluncurkan carbon calculator, yakni sebuah alat untuk mengukur jumlah emisi. Hingga saat ini, berdasarkan profesi, ternyata para pengisi carbon calculator kebanyakan adalah mahasiswa, disusl kaum pelajar dan swasta. Fakta tersebut membuktikan bahwa isu mengenai perubahan iklim dan emisi lebih banyak menyentuh para mahasiswa dan pelajar ketimbang pekerja. kbc4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar